Analisis Semiotika Seni Lukis Perburuan Banteng Karya Raden Saleh Menggunakan metode analislis Hermeutika Paul Riceour

 Analisis Seni Lukis Perburuan Banteng Karya Raden Saleh Menggunakan Pendekatan Hermeutika - Paul Ricoeur


A. Pendahuluan

Seni Lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang berfokus pada kegiatan melukis. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar, dalam seni Lukis terdapat jenis aliran seni Lukis naturalisme. Seni lukis adalah suatu  bentuk   penyampaian pengalaman estetika manusia yang diekspresikan melalui bidang  dua  dimensional  menggunakan  garis  dan  warna.(Yunaldi, A 2016 : 47).Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif tekstur, atau warna serta gelap terang dibuat dengan seteliti mungkin, lebih indah dari kenyataannya.  

Raden  Saleh  Syarif  Bustaman, lahir di  Terboyo,  Semarang,  Jawa  Tengah  sekitar  tahun  1814.  Sumber  lain menyatakan ia lahir pada tahun 1815. Tetapi menurut Harsya Bachtiar, Raden Saleh lahir 1814, itu pun tahun lahir itu Raden Saleh sendiri yang menciptakan. Ayahnya bernama Sayid Husein bin Awal dan Ibunya bernama Mas Ajeng Zarip Husen. Keduanya merupakan cucu dari Kiai Ngabehi Kertoboso Bustam (1681-1759), seorang asisten Residen Terboyo dan  pendiri  keluarga  besar  Bustaman  yang  menghasilkan  para  residen,  patih  dan  anggota  utama  kelas  priayi bangsawan (Het Niuewsblad voor Sumatra, 1953). Jadi jelas Raden Saleh merupakan orang yang berbeda tingkatannya dengan rakyat jelata masa itu, ia golongan darah biru yang dalam perkembangannya akan lebih mudah mengakses berbagai hal (Bachtiar, 1976).

Tercatat bahwa ia juga memiliki studio untuk lukisan-lukisannya yang halaman depannya terbilang megah. Setelah kepergiannya dari Belanda untuk menjejali wilayah lain di Eropa ia diminta oleh Raja Willem II untuk datang ke Belanda. Tetapi sejak Januari 1848 Raden Saleh sudah menjanjikan akan datang ke Belanda, tetapi ia tidak pernah kunjung datang. Tahun 1849 Raja Willem III dinobatkan sebagai raja menggantikan Raja Willem II yang sudah habis masa baktinya. Willem III menobatkan Raden Saleh sebagai “Pelukis Sang Raja”, tetapi hingga tahun 1850 ia tidak kunjung datang kembali ke negeri Belanda itu (Onghokham, 1994). (Hasibuan, Y. S. (2023)

Gaya lukisan Raden Saleh dikategorikan sebagai seniman lukis yang beraliran Naturalis Romantis, yaitu aliran yang memvisualisasikan bentuk aslinya dan mengandung cerita dahsyat, emosional, penuh gerak, menyentuh perasaan dan terkesan hidup. (Endriawan, D 2020 :  83). Seni rupa perburuan banteng karya Raden Saleh menggambarkan keahlian seniman Indonesia tersebut dalam merepresentasikan adegan perburuan dengan detail yang menonjol. Lukisannya sering menampilkan keindahan dan kegagahan banteng, serta keahlian pelukis dalam menangkap gerakan dan ekspresi binatang tersebut. Raden Saleh juga sering menggambarkan unsur-unsur epik atau dramatis dalam karyanya, menciptakan suasana yang intens dan menarik.

Analisis seni rupa perburuan banteng karya Raden Saleh dipilih karena karya-karya ini memperlihatkan perpaduan unik antara keindahan seni lukis dan elemen kebudayaan lokal Indonesia. Dalam lukisannya, Saleh tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menggambarkan hubungan manusia dengan alam serta tradisi perburuan yang mendalam dalam budaya Indonesia. Analisis terhadap karyanya dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang keterampilan seni rupa Saleh dan makna kultural yang terkandung dalam karyanya.

Gaya Menulis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang berbentuk narasi,  metode ini bersifat deskriptif dan analitik dalam proses memaknai subjek penelitian (Marinu.W 2023). Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk memahami dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah tentang fenomena berdasarkan pengalaman subjek penelitian misalnya pelaku, persepsi, motivasi, dan Tindakan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata – kata dan Bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. (Moleong 2013)

Hermeneutika Paul Ricour, data penelitian didapatkan dari web, skripsi, artikel.

Untuk mengkaji hermeneutika interpretasi Paul Ricoeur, tidak perlu melacak akarnya kepada perkembangan hermeneutika sebelumnya. Paul Ricoeur juga menganggap bahwa “seiring perjalanan waktu niat awal dari penulis sudah tidak lagi digunakan sebagai acuan utama dalam memahami teks” (Wachid, A. W. B., 2006). Menurut Ricoeur, ada tiga langkah dalam pemahaman. 1) Langkah simbolik, memahami simbol-simbol yang terkait. 2) pemberian makna oleh simbol serta “penggalian” yang cermat atas makna. 3) Langkah yang sangat filosofis, berpikir dengan menggunakan simbol sebagai titik tolaknya. Ketiga Langkah tersebut berhubungan erat dengan langkah-langkah pemahaman bahasa yaitu semantik, refleksi, dan eksistensial atau ontologis. Langkah semantik adalah pemahaman pada tingkat aplikasi kebahasan yang berperan menjaga  hubungan antara hermeneutika dengan metode di satu sisi dan ontologis di sisi lain. Langkah refleksi adalah pemahaman pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu mendekati tingkat ontologis. Langkah eksistensial  atau ontologis adalah pemahaman pada tingkat being atau keberadaan makna itu sendiri (Martono, M., 2019).

Secara etimologis, kata hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, hermeneuein, yang berarti menafsirkan ( Saidi, A 2008:2)  Riffatere (Jabrohim, 2003) Menyatakan bahwa untuk memberikan makna sajak secara   struktural   dapat   dilakukan   dengan   pembacaan heruistik    dan    pembacaan    hermeneutik. Dijelaskan heuristik   merupakan   pembacaan   berdasarkan   struktur kebahasaannya atau secara semiotik, sedangkan hermeneutik  merupakan  pembacaan  karya  sastra  (sajak) berdasarkan  konvensi  sastranya.  Pembacaan  hermeneutik adalah  pembacaan  ulang  sesudah  pembacaan  heruistik dengan    memberikan    tafsiran    berdasarkan    konvensi sastranya.

Menurut   Paul   Ricoeur,   hermeneutika  adalah teori  tentang  bekerjanya  pemahaman  dalam  menafsirkan teks. (Mirantin, 2018) Dalam  kata  lain,  hermeneutika  adalah  proses  penguraian yang  beranjak  dari  isi  dan  makna  yang  tampak  ke  arah makna   terpendam   dan   tersembunyi.   Dalam   langkah-langkahnya,   Paul   Ricoeur   menguraikan   bahwa   pada proses  okulasi  antara  metode  dengan  metafafisika,  dari teori  ke  ontologi,  dari  hermeneutika  ke  fenomenologi terdapat  tiga  tahapan  yang  harus  dilalui,  yaitu  langkah semantik, langkah reflektif dan langkah (Mirantin, 2018 dalam Tsabit, M. (2022)

Deksripsi merupakan suatu bentuk analisa data yang menuliskan  sesuatu data yang sedang dianalisis dengan menyesuaikan keadaan yang sebenarnya terkait tujuannya untuk menyampaikan pesan tentang suatu sifat maupun gerak gerik kepada publik. ( Keraf, 2008). Tahap selanjutnya yaitu Investigasi, Investigasi merupakan sebuah penyelidikan terkait mencatat atau merekam fakta dengan melakukan peninjauan, percobaan dan sebagainya untuk mencapai tujuan dari jawaban atas pertanyaan tentang suatu peristiwa, sifat yang berikaitan dengan penyidikan. (Tobing, Mustafa & Hamami, 2017), yang terakhir yaitu kesimpulan yang merupakan bentuk pemecahan masalah dalam menemukan solusi dari subjek yang dianalisis.

Kesimpulan adalah sebuah penutup dari analisa penelitian yang ditulis dengan isi yang telah dijabarkan pada data pembahasan sebelumnya. Kesimpulan dijelaskan secara singkat terkait dari hasil analisa penelitian yang telah dilakukan. (Gramedia, 2021)


A. Hasil dan Pembahasan

Sub Bab

        Analisis lukisan perburuan banteng karya Raden Saleh ini diteliti dengan metode Hermeutika Paul Ricoeur yang dapat dilakukan melalui beberapa tahap yakni: (1) deskripsi, (2) investigasi, (3) penarikan kesimpulan. Keseluruhan analisis dapat memberikan pandangan mendalam tentang keunikan dan signifikansi lukisan perburuan banteng ini dalam konteks seni dan sejarah budaya. Tujuan penelitian terhadap lukisan perburuan banteng karya Raden Saleh dapat mencakup beberapa aspek. Pertama, untuk memahami teknik seni dan keahlian lukis Raden Saleh, termasuk gaya visual yang digunakan dalam menggambarkan adegan perburuan. Kedua, untuk mengidentifikasi konteks sejarah dan budaya yang memengaruhi pembuatan lukisan tersebut, memberikan pemahaman lebih lanjut tentang latar belakang karya seni. Ketiga, untuk mengungkap makna simbolis atau pesan yang ingin disampaikan oleh Raden Saleh melalui gambaran perburuan banteng, memahami motivasi atau nilai yang ingin diungkapkan oleh seniman. Keseluruhan, penelitian bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang karya seni dan konteksnya, memperkaya pemahaman kita tentang warisan seni budaya Indonesia.

 

Sub Sub Bab

  Tidak pernah terlepas dari seni lukis, Indonesia memiliki  tokoh pelopor seni  lukis  modern , yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Gaya lukis dengan aliran Naturalisme  dan romantisme  dengan tema  binatang liar yang sangat dramatis dan penuh aksi, disamping itu Raden Saleh bukan hanya lihai dalam tema binatang, beliau juga melukis figur tokoh (Gubernur Jenderal, Hamengku Buwono, Putri Kerajaan, Pahlawandan kalangan tokoh lainnya), melukis pemandangan alam (pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu, Jalan di Desa, Pemandangan Desa, Kuburan di Kebun Raya Negara Bogor), serta kejadian alam (Banjir di Jawa, Hutan Membara) dan banyak lagi yang lainnya. Gaya lukisan Raden Saleh dikatagaorikan sebagain seniman lukis yang beraliran Naturalis Romantis, yaitu aliran yang memvisualisasikan bentuk aslinya dan mengandung cerita dahsyat, emosional, penuh gerak, menyentuh perasaan dan terkesan hidup. Ciri romantisme muncul dalam lukisan-lukisan Raden Saleh yang mengandung paradoks (Endriawan, D. 2020 : 83)

Lukisan ini memperhatikan adegan perburuan di suatu dataran tinggi fiktif yang di tumbuhi alang-alang di Selatan priangan,jawa barat. Perburuan seperti itu merupakan pengisi waktu senggang yang digemari  kaum bangsawan setempat dan para pejabat colonial belamda pada abad ke-19. Menjelang akhir musim kemarau hamparan rumput yang luas dibakar,lalu berlangsung lah perburuan rusa yang terkenal. Ahloi etnologi asal jerman,fedor jagor,yang mengunjungi jawa pada tahun 1858,menggambarkan perburuan itu sebagai berikut:

“para bangsawan setempat memasuki daerah perburuan Bersama sejumlah besar pengikut mereka,lalu mengejar rusa dengan menunggang kuda bagus yang sengaja dilatih untuk maksud itu dan dijuluki ‘ kuda-burong’ karena begitu gesit. Semua kuda tidak diberi pelana,dan selain topi serta pisau berburu para penunggang hanya memakai celana pendek yang di potong sedemikian rupa,sehingga  mereka duduk telanjang di punggung kuda. Begitu seekor rusa terlihat,kuda akan mengejarnya dengan semangat seekor anjing pemburu,dan  begitu berhasil mengejar,akan melompat ke sampingnya,agar sang penungang dapat membunuh hewan buruan nya dengan menghunjamkan pisau ke tulang rusuk rusa itu. Beberapa waktu kemudian di Batavia saya melihat perburuan seperti itu di tampilkan pada lukisan cat minyak berukuran besar oleh seniman pribumi berbakat Raden Saleh”

Perburuan seperti  berulang kali memergoki harimau dan juga banteng, yang kemudian,paling tidak sebagaimana diangkat Raden Saleh,kadang menyerang pemburu diatas kuda.di latar belakang sebelah kiri kita lihat pembantu lihat menunggang kerbau membawa rusa yang berhasil dibunuh. Lukisan ini dibuat saleh untuk raja Belanda williem III,sebagai hadiah perpisahan menjelang kepulangan ke Jawa pada tahun 1851. (Kraus, W., & Vogelsang, I. (2012).

DESKRIPSI

·         Dengan latar belakang Pegunungan, pasukan penunggang kuda dengan senjata tombak siap untuk berburu binatang buas. lukisan perburuan banteng tersebut  terdapat gambaran banteng liar yang sangat gesit , dan menggambarkan sangat kisruhnya suasa pada saat itu , dan nampak juga seorang yang sedang menunggangi kuda terjatuh , akibat ulah banteng liar tersebut, lukisan tersebut memvisualisasikan secara dinamis sehingga nampak dramatis dan penuh aksi

INVESTIGASI

·         Objek lukisan perburuan banteng karya Raden Saleh dapat menjadi subjek investigasi penelitian yang menarik. Penelitian dapat mencakup analisis seni visual untuk memahami teknik lukisan, pemilihan elemen artistik, dan gaya seni yang digunakan oleh Raden Saleh dalam menggambarkan perburuan banteng. Kemudian, penelitian juga dapat mengeksplorasi konteks sejarah dan budaya yang memengaruhi pembuatan lukisan tersebut, serta mencari makna simbolis di balik gambaran perburuan banteng dalam karya seni tersebut.

PENARIKAN KESIMPULAN

·         Dapat disimpulkan berdasarkan lukisan Perburuan Banteng karya Raden Saleh berupa: Pertama, analisis teknis dapat memberikan wawasan tentang keterampilan seni lukisnya, termasuk penggunaan warna, komposisi, dan detail anatomi. Kedua, konteks sejarah dan budaya pada masa pembuatan lukisan dapat membantu memahami motif dan inspirasi di balik karya ini.

Selain itu, kesimpulan dapat mencakup interpretasi simbolis dari gambaran perburuan banteng, menggali mungkin adanya pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh Raden Saleh melalui lukisan ini, seperti nilai keberanian, keindahan alam, atau mungkin makna historis tertentu.

    Simpulan

     Lukisan perburuan banteng karya Raden Saleh menciptakan sebuah narasi visual yang memukau, merangkum keindahan dan ketegangan momen perburuan. Dengan keahlian teknis yang luar biasa, seniman ini berhasil menangkap esensi gerakan dinamis banteng dan kegembiraan para pemburu dalam setiap sapuan kuasnya. Detail yang halus pada ekspresi wajah dan tubuh binatang menciptakan kesan hidup dan menyampaikan kekuatan alam secara dramatis.

      Melalui palet warna yang kaya, Raden Saleh menciptakan kontras yang menonjol antara kegelapan hutan dan sorotan cahaya yang menyoroti aksi perburuan. Lukisan ini bukan hanya sekadar dokumentasi peristiwa, melainkan sebuah karya seni yang menggambarkan keahlian tinggi seniman dalam mengolah visualitas menjadi pengalaman estetis yang mendalam. Tema perburuan menjadi panggung bagi kebrilian teknik seni lukis Saleh, yang memadukan kecerdasan artistik dengan rasa emosi.

      Dalam karya ini, Saleh tidak hanya menyajikan pemandangan alam yang indah, tetapi juga menciptakan ruang bagi pemirsa untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan hewan. Keseluruhan lukisan menunjukkan dedikasi Saleh pada naturalisme, menjadikannya sebuah karya yang timeless dan mendalam dalam melihat interaksi kompleks antara manusia, binatang, dan alam



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERJALANAN MENIKMATI KARYA SENI "JAKARTA ART HUB" DENGAN BERFILSAFAT

PERTANYAAN MENDASAR BERKAITAN DENGAN SENI DI DALAM DIRI SENDIRI